Sebotol air minum langsung habis dalam sekejap. Beberapa senior berusaha menenangkanku. Maklum, aku baru saja mencicipi rasanya tersesat di hutan tengah malam. Karena itu, aku mendapatkan perlakuan khusus untuk tidak diplonco seperti junior-junior yang lain.
“Pelepasan 7 udah sampe tuh”, kata kak ilham menyenteri sesosok makhluk yang berarah menuju kami.
“Salam rimba !!"
“Salam”, jawab para senior.
“Lapor. Nama Erza. Pelepasan 7 siap menjalankan instruksi. Laporan selesai"
Setelah ditanya materi pecinta alam. Erza ditantang untuk menembak salah satu junior putri di puncak nanti.
"Cepet sebutin cewek yang mau lu tembak"
“Ehm.. Itu kak ehmm.. Anak kelas X yang pake kacamata”
“Woy.. junior yang pake kacamata tuh ada 2. Yang chinese apa jawa?"
"Yang Jawa kak”, kata Erza mantap.
Aku langsung mendongak dan melihat Erza dari cahaya senter. Suasana di sana benar-benar gelap. Saat itu pula kak Ilham menyenteri wajahku.
“Waduh, silau kak “
“Erza, apa ini orangnya?”
Erza terkejut. Ternyata ada si Jawa berkacamata di sini.
***
Pendakian ke Gunung Balitung terlintas
di benakku. Itu pertama kali aku mengenalnya. Dua tahun yang lalu. Dan saat ini
Erza berada tepat 5 meter di depanku.
Sekarang jam 22.30 berarti masih
setengah jam lagi acara puncak farewell
party dimulai. Aku memandangi wajah Erza lagi dan potongan-potongan
kenangan bermunculan.
Teringat Erza yang memperkenalkan lagu
baru dari bandnya, Mr. B.
"Ay, coba denger lagu baru gue. Judulnya
You’re so special. Lu orang pertama yang
gue kasih lagu ini karena lu itu emang cewek special”, kata Erza yang
memanggilku Ay. Maksudnya Aya.
Aku yang memang sudah menyadari perasaanku dengan Erza, selalu ingin membantunya. Sampai-sampai aku membuat rangkuman untuk pelajaran-pelajaran kelas X dan XI. Semata-mata agar Erza bisa menyelesaikan Ujian Nasional dengan mantap.
Kebersamaan kami berhenti saat ia kepergok meminum minuman keras bersama ganknya. Aku yang notabene tidak ada status hubungan dengannya walaupun kami sering bersama, mendadak terbawa emosi. Aku memang sangat membenci orang yang suka minum minuman keras.
Mungkin Erza merasa dipermalukan karena aku menegur di depan teman-temannya, dan kejadian tersebut diakhiri dengan perkataan dari Erza.
“Hey Maya
Aprillia. Lu siapa? Ga usah sok nasehatin gue. Ya inilah gue. Lu mending urusin
hidup lu aja sendiri”
Mendengar
itu, aku langsung beranjak pergi dan berjanji untuk menjauhinya.
***
"Dan masalahnya apa dia peka? Setiap orang punya tingkat kepekaannya masing-masing"
“Eh Maya, ngelamunin apa sih? Ayo
kumpul di lapangan yuk. Acara kembang apinya bentar lagi loh”, kata Reysha
membuyarkan lamunanku.
“OK. Lu duluan aja. Bentar lagi gue nyusul”,
jawabku.
Aku masih berada di jarak 5 meter dari
Erza. Jauh di dalam hatiku, perasaanku ke Erza tidak berkurang sedikitpun. Aku
tutup mata tutup telinga untuk semua kekurangannya, tetapi aku tidak bisa
menutup hatiku untuk terus membiarkan perasaan ini.
Butuh
waktu sedetik untuk mencintai, tapi butuh waktu bertahun-tahun untuk melupakan
orang yang benar-benar kita cintai.
Kurasa quote tersebut mamang sangat benar.
Hari ini menjadi simbol perpisahaan
antara kelas XII dengan SMA Angkasa. Menandakan bahwa aku tidak bisa melihat
Erza setiap hari lagi di sekolah ini. Vanya, teman satu ekskul Pecinta Alam
yang memang sudah hapal seluruh ceritaku,
menyarankanku untuk mengatakan perasaan yang sebenarnya. Bukan untuk
meminta dia menjadi pacarku. Hanya sekedar meluapkan perasaan yang telah
terpendam sekian lama.
Fireworks yang menjadi acara
puncak tinggal 10 menit lagi. Timing yang tepat untuk mengatakan semuanya. Aku mulai berjalan.
"But, it's not me. Gue bukan tipe
orang yang senantiasa menjatuhkan harga diri seperti ini. Gue ga bisa ngomongin
perasaan gue. Dan apa kata dunia?", kataku dalam hati.
"Dan lu mau terus mendam perasaan
lu tanpa dia tau yang sebenernya. Hey ini 2015. Emansipasi wanita dikobarkan
dimana-mana", kata hatiku dari sisi yang lain.
"Kalaupun dia peka. Pasti dia tau
persaan lu yang sebenarnya tanpa lu harus ngomong"
"Dan masalahnya apa dia peka? Setiap orang punya tingkat kepekaannya masing-masing"
Arrrgh. Yang ada aku hanya membuang
waktu untuk menimbang-nimbang mana yang harus aku lakukan. Aku beranikan
diri berjalan ke arahnya.
“OK. Take a breath. Be relax”
Tiba-tiba hpku berbunyi. BBM dari Vanya.
May.
Sekarang juga lu buka Instagram Erza
Aku menuruti apa kata Vanya.
Terlihat foto yang membuatku kaku.
Seorang laki-laki menggandeng hangat seorang perempuan, disertai caption "I love her so much. She’s so amazingly,
beautifully, awesomely. Maybe.. no most definitely.. the most precious of all
precious things”
Vanya BBM lagi.
May, sorry
gue bawa kabar buruk. Dia baru jadian sama Niken. Jadi di saat yang bersamaan
dia deketin lu, Niken, sama anak SMA Cakrawala.
Jadi selama ini dia hanya iseng-iseng
deketin cewek-cewek dan aku jadi salah satu kandidatnya. Dan akhirnya dia milih
salah satu yang terbaik.
Aku yang sangat amat bodoh ini telah
sukses mempermalukan diriku sendiri dengan tingkat kepercayaan diri yang luar
biasa. Aku hanya salah satu kandidat.
Aku yang sudah 17 tahun memang baru kali
ini merasakan jatuh cinta yang sebenarnya. Yang sebelumnya tidak percaya
kekuatan cinta pertama.
Aku yang tidak bisa membencinya walaupun
sudah ditunjukkan kekurangannya. Tidak bisa menjelaskan kenapa aku menyayanginya
karena perasaan itu muncul secara alamiah.
Aku yang mau melakukan apapun hanya
untuk sekedar melihat wajahnya. Serasa ingin melindungi jika ada yang
membuatnya murung.
Aku yang merasa sangat bahagia saat
mendapat perhatian manis olehnya. Seakan diterbangkan ke atas awan.
Tinggi sekali.
Sampai akhirnya aku dihempaskan dari ketinggian itu.
Jatuh.
Hancur.
Sakit.
Tepat sekali. Kembang api pun dimulai.
Seluruh penghuni SMA Angkasa pun suka cita menikmatinya. Kecuali aku. Dan pada
akhirnya aku hanya bisa memandangi Erza dari jauh.
Inilah "cinta pertamaku".
Kesalahan terbesarku bukan karena aku percaya Erza. Kesalahan terbesarku karena
aku percaya sesuatu yang namanya cinta pertama.
Aku Maya.
Mengharapkan cinta
yang nyata.
Kesalahan besar.
Cinta itu maya.
Cinta pertama itu
maya.
Hanyalah ilusi
belaka.
Dan kamu itu maya.
Memang
Maya.
4 Comments
Kereen !! Ditunggu untuk cerita selanjutnya yaa !!
ReplyDeleteIya sip sip. Pasti ada cerita selanjutnya antara Erza dan Maya. Hahaha
DeletePray for Maya.. Haha.. Just remember, that story describes "fictional" characters and events. Hahaha
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete