Menggapai Pucuk Jawa Tengah, Gunung Slamet






Saat pulang dari Papandayan, rombonganku mampir ke rumah Abi di Cijantung karena motor kami di parkir disana. Abi, dan Yoga yang memang sudah kukenal , lagi ngobrol-ngobrol sama temannya, Zen. Mereka pun lagi ngomongin rencana pendakian ke Slamet pertengahan Juni. Kupingku pun langsung melebar. Dan aku spontan langsung ngiler.

Beberapa hari setelahnya, mereka termasuk Zen yang baru kukenal menawarkanku lagi ke Slamet. Padahal ke Papandayan aja aku sudah diultimatum bapak. Apalagi sekarang yang bulan puasa ke Jawa Tengah pula. Ingat terakhir saat aku minta ijin.

Terserah kamu, tapi kalo ada apa-apa jangan salahin bapak”, ancam Bapak.
Justru karena Bapak ga ngijinin nanti malah kenapa-kenapa. Selama bapak ngijinin insya Allah Rina bakal selamet.”

Dan akhirnya setelah proses perizinan yang cukup panjang, akhirnya keluar juga kata “IYA”.
Kamis, 9 Juni 2016, berangkatlah kami dari Kampung Rambutan jam 20.15 naik Bis jurusan Jakarta – Bobotsari. Penumpang di bis sangat amat sedikit. Sampai-sampai aku pun bisa tidur sambil selonjoran di bangku yang berderet 3.

Sebelum pertigaan Bambangan kami mampir Indomaret untuk membeli persiapan logistik. Jam 05.15 kami sampai di pertigaan Serayu. Untuk melanjutkan perjalanan, ada 2 opsi. Naik ojek atau naik mobil. Naik mobil tentunya bisa lebih murah kalau penumpangnya full. Setelah menunggu cukup lama, ternyata memang cuma kita berempat, mau tak mau kita naik ojek dengan harga Rp 50.000 per orang.

Jam 06.15 cus-lah kita dari pertigaan Serayu dan sampai di basecamp jam 06.50. Sesampainya disana, ternyata ada 2 orang dari Solo yang akan melakukan pendakian. Di basecamp ini sudah disediakan tempat charge, karpet untuk istirahat, ada juga kamar mandi, musholla, toko souvenir, sampai ada sewa beberapa alat outdoor. Kami pun packing ulang, mandi, dan “nyemil” (Padahal kita berempat sempat sahur di Restoran Padang, tetapi akhirnya harus dibatalkan karena takut gak kuat. Maafkan kami, ya Allah.. Jangan ditiru ya teman-temaaan).

Setelah melakukan pendaftaran dan membayar simaksi Rp 5.000 (Iya betul cuma goceng looh), kami mulai angkat carrier jam 10.15. Kamipun berdoa dulu agar perjalanan lancar dan kami bisa kembali dengan selamat.

Selfie di gerbang masuk Gunung Slamet jalur Bambangan

Jarak menuju Pos 1 lumayan jauh dengan track yang masih landai. Setelah melewati ladang penduduk, kami melewati area pohon cemara dan sampailah kami di Pos I jam 12.30. Biasanya di Pos 1 ini, ada yang jualan minuman, buah, dan sayur katanya. Tapi berhubung bulan puasa, di Pos 1 ini yang ada hanya angin yang berhembus kencang, menerpa kami yang haus akan udara segar. Hahahaseeek

Sampai di Pos 1 - Pondok Gembirung
Menikmati udara segar Gunung Slamet

Setelah istirahat lumayan lama, jam 13.30 kami melanjutkan perjalanan ke Pos 2. Track menuju Pos 2 cukup curam dengan jarak yang lumayan jauh. 
Ayo para pejantan Gonseng, semangaaat !!

Jam 14.35 kami sampai di Pos 2. Kami pun istirahat dulu ngelempengin (baca : ngelurusin) kaki. Disini juga ada 2 tenda kosong. Sepertinya, si empunya lagi summit attack. Oh iya selain teamku berempat dan 2 orang pendaki dari Solo, ada juga pendaki lain sekitar 5 orang. Tetapi mereka gak keliatan, terakhir ketemu di Pos I. Ya sudahlah, mungkin mereka lelah. Hehehe

Sampai di Pos 2 - Pondok Walang

Jam 15.20, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan lagi. Istirahat yang cukup lama, yang membuat staminaku turun lagi dan tentunya bikin mager (males gerak). Jam 16.35 kami sampai di Pos 3. Di setiap Pos memang ada semacam shelter lengkap dengan atapnya karena memang digunakan juga oleh penduduk untuk berjualan.

Sampai di Pos 3 - Pondok Cemara

Disini kami istirahat sebentar saja, karena aku juga sudah kasih kode “KUY” (yuk maksudnya.. ala-ala anak gaul gitu hehehe). Jam 16.50 kami lanjut lagi menuju Pos 4. Salah satu alasanku buru-buru juga supaya saat melewati Pos 4 bukan maghrib atau lebih malam lagi karena… ya begitulah.

Alhamdulillah jam 17.42 kami sudah sampai di Pos 4 dan langsung lanjut tanpa istirahat. Pos 4  Samarantu menjadi momok yang begitu menakutkan untukku. Karena sebelumnya aku dikasih tau temen kalau disini itu pos paling angker. Dan ternyata di hari biasa hanya di pos ini yang tidak ada tukang jualan. Disini juga tidak direkomendasikan untuk ngecamp. Aku pun tersugesti kalau disini itu banyak makhluk yang mengawasi kami, terlepas dari teori dimanapun pasti ada makhluk ghaib dan juga di bulan puasa, makhluk seperti itu diikat. Aaaaah ayo guys KUY cepet-cepet jalan grak…
Melewati Pos 4 - Pondok Samarantu


Jam 18.25 kita sampai di Pos 5. Disini ada bangunan yang sangat layak untuk dijadikan tempat ngecamp. Selain itu juga ada mata air dekat pos 5 ini. Dari awal, Zen yang memang sudah pernah kesini merekomendasikan untuk mendirikan tenda disini, dan melanjutkan summit attack esok hari. Karena kalau memaksakan diri untuk lanjut ke pos 7, takutnya fisik kita malah melemah. Mas Baron dan Mas Damara, pendaki dari Solo itu pun ikut ngecamp di dalam bangunan itu juga. 

Sampai di Pos 5 - Samyang Rangkah

Aku pun langsung sigap menyiapkan kompor untuk ngopi-ngopi dan makan. Sementara Abi, Yoga, dan Zen mendirikan tenda. Dan naasnya, frame tenda Abi yang 1 gak kebawa. Tinggallah hanya 1 tenda ukuran 2/3 orang. Untung saja ada bangunan penyelamat ini, kalau tidak Wassalam. 

Menu makanan malam ini yaitu otak-otak, nugget, kerupuk udang, dan orek tempe kering. Khusus untuk masak nasi, aku angkat tangan karena selama ini selalu gagal. Hehehe aku menyerahkan ke Abi atau panggil saja dia Aki. Hehehe. Dan mari makaaaaaan !!!

Si mbak lagi nyiapin makanan buat mas-masnya !!

Setelah makan dan ngobrol-ngobrol ceria, kita bersiap untuk tidur. Rencananya aku tidur di dalam tenda sendirian, dan abang-abangnya tidur di luar tapi masih dalam bangunan. Dan masuklah aku ke tenda. Setelah mencoba tidur akupun mimpi sedang jalan di gunung ini dan aku pun terbangun. Alhasil aku gak bisa tidur karena kebayang pos 4 dan takut rep-rep-an (semacam mimpi bertemu makhluk dan biasanya mulut kayak kekunci dan ga bisa ngomong apalagi baca-baca ayat kursi).

Woy, pada gak tidur”, kataku.
Belom, udah tidur sana
Takuuut
Gak ada apa-apa. Kan kita disini
Gue takut rep-rep-an. Gue tidur di luar aja dah
Udah di dalem aja. Disini dingin, gak ada apa-apa kok. Udah tidur, tiduur

Aku pun membisu.

Selang beberapa lama, ketakutanku tak kunjung hilang.

Udah pada tidur belom, gue takuuuuut. Yaudah gue begadang aja ampe summit attack

Rasanya pengen nangis aku disitu. Dan akhirnya Yoga yang gak bawa sleeping bag, ikut masuk ke tenda. Aku pun akhirnya bisa tidur nyenyak. Eitss.. jangan berpikir macem-macem. Kalau di gunung, 1 tenda campur antara cewek dan cowok itu sudah biasa, dan kami pun saling menjaga 1 sama lain.

Jam 03.00 aku sudah terbangun karena niat untuk melihat sunrise di puncak. Yang lainnya pun ikut bangun juga. Setelah minum-minum cantik, cuap-cuap dan menyiapkan barang bawaan ke puncak, kami jalan jam 04.30. Kami sampai di Pos 6 jam 04.45, langsung dilanjut ke Pos 7. Jam 05.15 kami sampai di Pos 7. Disini ada bangunan juga layaknya di Pos 5. Setelah melihat pemandangan sekitar dan sunrise yang sudah mulai muncul, kami melanjutkan perjalanan lagi jam 05.22. Tidak membutuhkan waktu lama, jam 05.35 kami sudah sampai di Pos 8. Kami langsung lanjut ke Pos 9 dan sampai di Pos 9 – Pelawangan jam 06.05. Disini pertunjukkan sunrise sudah cukup bagus. Jadi kami berhenti sejenak disini untuk mengabadikan moment.

Sinar sang mentari yang terbelah karena adanya segerombolan awan
  
Jam 06.20 kita lanjut ke puncak. Track menuju puncak membuatku mengelus dada. Curam, dengan landasan batu dan kerikil, tidak ada vegetasi. Itu saja masih mending karena tidak bercampur banyak pasir karena semalam baru saja hujan. Aku pun jalan pelan-pelan layaknya putri keraton. “Bismillah”, kataku dalam hati.
Alhamdulillah, akhirnya setelah perjuangan berat, sampailah kami di puncak jam 07.30. Karena bulan Ramadhan, di puncak ini hanya kami berenam. Yaa, jadi ga perlu ngantri buat foto megang papan. Hehehe.

Yeaaaah.. Standing on the Central Java Highest Point

Merah Putih di Puncak Slamet dengan background Sindoro-Sumbing-Prau

Team Cihuy bersama Mas Baron dan Mas Damara

Setelah puas menikmati panorama alam dari spot tertinggi Jawa Tengah, kami pun turun jam 08.43. Dan ternyata… perjalanan turun harus amat sangat lebih hati-hati dibanding naik.

Stay focus !!

Aku sampai-sampai berpikir. Kalau aku gak fokus, meleng dikit bisa wassalam. Umur masih 23. Kuliah baru aja kelar. Status masih j*****. Huuus.. Kita harus positive thinking kalau kita bisa ngelewatinnya. Walaupun aku dan yang lainnya sempat jatuh, bahkan Zen sempat ketindihan batu karena salah berpijak, alhamdulillah akhirnya kita sampai juga di Pelawangan jam 09.50. Di sini kita istirahat untuk minum-minum cantik

Pos 9 - Pelawangan - Please, stop vandalisme ya guys !!

Sampai di Pos 8 - Samyang Jampang

Sampai di Pos 7 - Samyang Kendit
 
Sampai di Pos 6 - Samyang Rangkah
 
That's our home, Pos 5 - Samyang Rangkah

Jam 10.30 kami cabut dari Pelawangan dan sampai di Pos 5 jam 11.30. Sesampainya disana, peralatan masak langsung disiapkan. Menu siang ini, nasi, otak-otak, nugget, kerupuk udang, tempe orek kering, telor, dan mie goreng. Mari sikaaaaat !!!!

Mari sikaaat walaupun kurang sayur asemnya karena gak ada yang jualan


Oh iya nasinya bukan aku yang buat yaa. Haha. Padahal aku sudah mengikuti petunjuk dari mbah google tapi hasilnya gak memuaskan. Jadi, ya Abi lagi yang beresin urusan nasi. Aku bertekad dengan seluruh jiwa dan raga untuk sukses masak nasi di gunung berikutnya. Hahaseeek.

Guys, liat aja nanti kalo kita nanjak bareng lagi, gue udah jago masak”, janjiku dengan mantap.

Siang ini, nampak ada beberapa rombongan yang naik, gak kayak kemarin. Mungkin hari ini hari Sabtu, yang notabene bukan weekday dan jadi pilihan hari untuk naik-naik ke puncak gunung. Setelah shalat, beres-beres, packing, kami pun selfie dulu di shelter penyelamat kita.

Abi - Kharin - Yoga - Zen (kiri ke kanan) di Pos 5


Jam 14.30 kami mulai pendakian eh penurunan eh pokoknya menuju Basecamp. Hehe. Oh iya Mas Baron dan Mas Damara duluan karena mereka bawa motor dan mau langsung pulang.

Di perjalanan, ternyata kaki Zen sakit akibat jatuh di puncak tadi pagi. Alhasil kami pun jalan pelan-pelan mengikuti ritme jalannya Zen. Tapi yang aku appreciate, Zen tetap jalan walaupun aku tahu kakinya pasti sakit bukan main. Gak kayak beberapa temanku di pendakian sebelumnya, yang kakinya keram dan rewel, gak mau jalan lah, minta digendong lah bahkan ada yang minta pulang. Haiiiish.. 

Saat turun, sebenarnya aku lebih suka jalan cepat (kadang lari kalau tracknya aman) karena kalau jalan pelan yang ada kakiku malah semakin berasa pegalnya. Tapi karena namanya juga kecelakaan, aku harus solider mengikuti teman-teman yang lain.

Akhirnya setelah perjalanan panjang, kami sampai juga di Basecamp jam 20.15. Kami pun saling bersalaman karena telah berhasil menyelesaikan ekspedisi ke Gunung Slamet  dengan slamet. Karena sudah malam, kami pun berniat sahur di basecamp dan pulang ke Jakarta esok pagi.

Tanggal 12 Juni 2016 jam 06.00, kami harus meninggalkan Gunung Slamet dan melanjutkan aktivitas harian kita di Jakarta. Perjalanan ini sangat memuaskan bagiku, dengan team yang solid, dengan cuaca yang baik, dengan hasil yang sesuai ekspektasi. Semoga ini bukan kali terakhir aku menginjakkan kaki di atap Jawa Tengah. See you later !!





Notes :

Rincian Waktu Perjalanan
Kp. Rambutan – Pertigaan Serayu = 20.15 – 05.15 (9 jam)
Pertigaan Serayu – Basecamp       = 06.15 – 06.50 (35 menit)

Basecamp – Pos 1                       = 10.15 – 12.30 (2 jam 15 menit)
Pos 1 – Pos 2                             = 13.30 – 14.35 (1 jam 5 menit)
Pos 2 – Pos 3                             = 15.20 – 16.35 (1 jam 15 menit)
Pos 3 – Pos 4                             = 16.50 – 17.42 (52 menit)
Pos 4 – Pos 5                             = 17.42 – 18.25 (43 menit)
Pos 5 – Pos 6                             = 04.30 – 04.45 (15 menit)
Pos 6 – Pos 7                             = 04.45 – 05.15 (30 menit)
Pos 7 – Pos 8                             = 05.22 – 05.35 (13 menit)
Pos 8 – Pos 9                             = 05.35 – 06.05 (30 menit)
Pos 9 – Puncak                           = 06.20 – 07.30 (1 jam 10 menit)

TOTAL dari Basecamp – Puncak = 8 jam 48 menit                                                                   

Puncak – Pos 9                           = 08.43 – 09.50 (1 jam 7 menit)
Pos 9 – Pos 8                              = 10.25 – 10.45 (20 menit)
Pos 8 – Pos 7                              = 10.45 – 10.50 (5 menit)
Pos 7 – Pos 6                              = 10.50 – 11.10 (20 menit)
Pos 6 – Pos 5                              = 11.10 – 11.30 (20 menit)
Pos 5 – Pos 4                              = 14.30 – 15.05 (35 menit)
Pos 4 – Pos 3                              = 15.05 – 15.35 (30 menit)
Pos 3 – Pos 2                              = 15.45 – 16.33 (48 menit)
Pos 2 – Pos 1                              = 16.36 – 18.30 (1 jam 54 menit)
Pos 1 – Basecamp                        = 18.30 – 20.15 (1 jam 45 menit)

Basecamp – Bobotsari                   = 06.00 – 07.00 (1 jam)
Bobotsari – Kp. Rambutan             = 07.30 – 17.00 (9 jam 30 menit)

TOTAL dari Puncak – Basecamp = 7 jam 44 menit

*Rincian waktu perjalanan sesuai kondisi kami saat itu, jadi setiap team mungkin membutuhkan waktu yang berbeda-beda.

3 Comments

  1. Cerita di gunung tim cihuy, Boleh boleh pejantan gongseng jiakakak :D

    ReplyDelete
  2. Cerita di gunung tim cihuy, Boleh boleh pejantan gongseng jiakakak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha yoi tadinya mau gue sebut bujang gongseng tapi udah ada yang mau merried haha

      Delete