Berawal dari kesibukan jadwal anggota Team Sicita dan Team Semprul yang biasa menemaniku, aku akhirnya memutuskan ikut Open Trip seorang diri untuk merealisasikan targetku yaitu membawa toga ke puncak Ciremai sekaligus merampungkan 4 gunung tertinggi Jawa Barat. All in Adventure, itulah nama komunitas yang akan aku ikuti dalam open trip "Menggapai Atap Jawa Barat".
Tanggal
1 April 2016 pukul 21.00 aku sudah berada di meeting point Kampung Rambutan.
Disana sudah ada Kak Selvi, Kak Erli, dan Kak Pian yang mengkoordinir peserta
di Kampung Rambutan. Sisanya ada di meeting point Bekasi dan Bandung. Total
peserta yang akan ikut yaitu sekitar 50 orang dan dibagi menjadi 5 team. Jumlah
yang cukup besar untuk sebuah pendakian bersama.
Setelah
menunggu cukup lama, akhirnya jam 23.00 kami berangkat menggunakan bis.
Sepanjang perjalanan akupun tidur untuk mempersiapkan fisik. Jam 05.30 kami
sampai di Terminal Maja. Puluhan carrierpun
dibawa turun karena kami akan melanjutkan perjalanan menggunakan mobil pick-up.
Di
sekitar terminal sudah ada Alfa Mart, musholla, toilet, tempat “mengganjal
perut”. Jadi kami pun diberi waktu untuk memenuhi kebutuhan kita. Jam 07.00 kami
berangkat menuju pos 1 yang menjadi titik awal pendakian, dengan menggunakan
mobil pick-up.
Ayo maaang, kita udah siap diangkut !! (naik pick-up berasa kayak mbek haha) |
Melihat
kondisi jalan yang lumayan membuat deg-deg-ser mengingatkanku pada perjalanan
ke Cikuray. Track dan abang sopirnya sama-sama patut diacungi jempol. Jam 07.45
kami sudah sampai di pos 1. Udaranya membuatku ingin bergegas menapaki gunung
tertinggi Jawa Barat ini.
Acungin jempol buat para sopir mobil pick-up Ciremai |
Setelah
sarapan, salam sapa dengan team baru, dan packing ulang untuk barang-barang
bawaan per team, jam 09.50 kita mulai trekking. Di sini aku masuk team 3, yang
terdiri dari Ega, Kak Andri, Akmal, Fadhil, Fikri, Eko, Yanuar, Kak Akbar dan
fasilitator team kami, Kak Pian.
Salam kenal dengan Ega - Fikri - Eko - Yanuar |
Kami
berjalan berurutan. Kak Pian dengan bawaan yang lumayan ada di depan. Aku dan
Ega sebagai kaum hawa ada di tengah dan sisanya di belakang. Antara pos 1 dan
pos 2 ternyata tidak terlalu jauh, jam 10.35 kami sudah sampai di pos 2. Tidak
perlu menunggu lama, 10 menit istirahat di sana, aku sudah kode ke team untuk melanjutkan perjalanan. Hehehe
Sampai di Pos II |
Kelompok 3 dengan berbagai ekspresi |
Perjalanan
menuju pos 3 cukup membuat kami mengelus
dada. Kalau dari pos 1 ke pos 2 hanya 45 menit, nah untuk
mencapai pos 3 kami membutuhkan waktu 3 jam lebih. Jam 13.50 kami baru sampai
di pos 3. Hujanpun turun cukup deras, kami langsung memasang flysheet dan
sebagian menyeduh cokelat untuk menghangatkan badan.
Untung
saja hujannya tidak terlalu lama, bisa-bisa mager
(males gerak) kalau terlalu lama istirahat.
Jam 14.30 kami melanjutkan perjalanan ke pos 4. Katanya sih jaraknya tidak sesadis dari
pos 2 ke pos 3. Selama perjalanan Ega
yang memang baru pertama kali naik gunung, cukup ngos-ngosan. Setelah dibantu menghirup oxygen yang disiapkan
panitia, ia pun tetap semangat langkah demi langkah menyusuri jalan yang cukup
lumayan menantang.
Benar
saja, jarak ke pos 4 tidak terlalu jauh. Jam 15.55 kami sudah sampai di pos 4.
Kami pun berteduh di bawah pohon sambil mengatur napas. Dan yang laki-laki
menghabiskan sebatang rokok. Oh ya yang perlu menjadi perhatian, apabila
membuang puntung rokok jangan sembarangan. Pastikan sudah benar-benar mati, dan
sampahnya dibawa. Ingat salah satu kode etik “Leave nothing but footprints”.
![]() |
Istirahat di Pos IV |
Jam
16.05 aku sudah mengajukan kata “ayo” yang bermaksud untuk melanjutkan
perjalanan. Menurutku semakin lama kita istirahat, maka semakin susah lagi
adaptasi untuk memulai pendakian. Prinsipku lebih baik capeknya diborong, baru istirahat sepuasnya di tenda, dari pada
cape dan istirahatnya setengah-setengah.
Di perjalanan, Fikri yang ada di depan Kak
Andri berlaku kurang ajar. Bagaimana tidak, tepat di depan Kak Andri, ia buang
gas yang dengan serta merta membuat kami tertawa. Memang sih tidak bagus kalau
ditahan, bikin penyakit katanya. Tetapi alangkah baiknya kalau minggir dulu
atau sekedar basa-basi minta maaf dulu. Hahaha. Kak Andripun mengancam untuk
membalas dendam.
Finally,
jam 17.30 kami sudah sampai di pos 5. Pos dimana kita akan ngecamp.
Anggota yang laki-laki mulai memasang tenda dan sebagian memulai menyiapkan untuk memasak. Bahan makanan yang disiapkan panitia cukup banyak, ada beras, sosis, otak-otak, bakso, sarden, tempe, kentang, bumbu-bumbu dapur. Sampai-sampai kami bingung buat yang mana dulu. Chef Kharin pun menyiapkan untuk memasak tumis tempe, dicampur nugget dan ayam suir bawaan Akmal. Sedangkan Kak Andri mencoba memasak nasi liwet katanya. Pakai dicampur royco lah, terus juga masaknya tidak ditutup. Yah bismillah saja semoga nasinya bisa dimakan. Hehehe. Kembali ke makananku. Tempe yang sudah dipotong-potong aku goreng dahulu. Setelah itu diangkat, kemudian baru menumis bumbu bawang merah dan cabe. Lalu dimasukkan tempe, nugget dan ayam suir, tomat, kecap, saos, dan royco. Waah menurutku, ini masakan terlayak yang aku buat selama mendaki.
Sampai juga di Pos V |
Anggota yang laki-laki mulai memasang tenda dan sebagian memulai menyiapkan untuk memasak. Bahan makanan yang disiapkan panitia cukup banyak, ada beras, sosis, otak-otak, bakso, sarden, tempe, kentang, bumbu-bumbu dapur. Sampai-sampai kami bingung buat yang mana dulu. Chef Kharin pun menyiapkan untuk memasak tumis tempe, dicampur nugget dan ayam suir bawaan Akmal. Sedangkan Kak Andri mencoba memasak nasi liwet katanya. Pakai dicampur royco lah, terus juga masaknya tidak ditutup. Yah bismillah saja semoga nasinya bisa dimakan. Hehehe. Kembali ke makananku. Tempe yang sudah dipotong-potong aku goreng dahulu. Setelah itu diangkat, kemudian baru menumis bumbu bawang merah dan cabe. Lalu dimasukkan tempe, nugget dan ayam suir, tomat, kecap, saos, dan royco. Waah menurutku, ini masakan terlayak yang aku buat selama mendaki.
Nasi
yang hampir gagal, diambil alih oleh Fikri. Dan Alhamdulillah matang juga.
Kamipun makan dengan lahap. Setelah dipuji-puji makanan buatanku enak. Eh Kak
Andri nyeletuk, ”yah ini mah emang karena ada ayam, saos ama kecapnya yang enak”
(dalam bahasa Sunda). Aaaah. Padahal dia juga sempat gagal masak nasi. Hahaha.
Oh iya, Kak Andri ini teh ti Bandung. Jadinya ngocehnya bahasa
Sunda melulu, padahal yang lain mah cengok
ga ngerti.
Ada
kejadian lucu juga saat Akmal mau buang air kecil. Ternyata pas sekali ia
dihampiri oleh babi hutan. Spontan saja ia lari ke tenda dan tidak jadi
buang air kecil. Kami pun tertawa terpingkal-pingkal. “Haha untung ga digigit lu mal.” Ada juga yang nyeletuk “Disangka sosis kali mal makanya mau diembat,
Hahaha”. Upps.. babi hutan memang tidak mengganggu, mereka datang kalau ada
makanan dan suka menggondol makanan.
Aku juga sempat melihat babi hutan yang lumayan besar dengan moncongnya yang
membuat ngeri sekaligus geli.
Setelah
puas mengisi perut dan bercanda-tawa, kami ancang-ancang untuk tidur. Tenda
kami yang ada 2 harus muat untuk disinggahi 11 orang, yaitu 8 anggota, dan 3
panitia. Langsung saja kita berembuk. Aku mengusulkan tenda 1 diisi lima orang yang berpostur tubuh
lumayan (Kak Andri, Fadhil, Akmal, Kak Akbar, dan Yanuar). Sisanya yaitu Aku,
Ega, Kak Selvi, Kak Pian, Fikri, dan Eko 1 tenda. Sesuai strategi Kak Pian
supaya muat, kami tidurnya diselang-seling. Yang 1 kepala di atas, yang di
sebelahnya kepala di bawah. Dan alhasil kami pun tidur cukup nyenyak setidaknya
sampai jam 02.00. Kak Pian yang ngorok cukup
memperburuk kualitas tidur kita. Hehe peace.. Dan aku juga cukup mengganggu,
karena aku tidur seringkali ngigo. Katanya
Fikri kirain ngomong sama dia, pas ditanggepin dan akunya diem. Ya iyalah
namanya juga ngigo kan ga sadar. Akhirnya
karena kami sudah terlanjur bangun, kami memasak mie instan dicampur sosis. Dan
juga menyeduh energen. Setelah itu, kami tidak tidur sampai Summit Attack.
Jam
04.30 kami mulai Summit Attack. Kondisi yang masih gelap mengharuskan kami
untuk lebih berhati-hati. Setelah berhenti beberapa kali untuk istirahat dan
berfoto. Setelah melewati Pertigaan Apuy - Palutungan, kami sampai di Pos VI - Goa Walet.
Jam 06.30 akhirnya kami sampai ke puncak. Yeaaaah. Sampailah di Atap
Jawa Barat. Dan targetku akhirnya terealisasi. Yaitu membawa toga ke gunung
tertinggi Jawa Barat ini.
![]() |
Sampai di Pos V - Goa Walet |
![]() | ||
Mission Complete !!
|
Duduk di puncak gunung udah, tinggal duduk di pelaminan #eeeh |
Fighting on the sky !! |
Kelompok 3 (Kak Andri - Ega - Fikri - Kak Akbar - Yanuar - Kharin - Eko - Fadhil - Kak Pian - Akmal) |
Setelah
puas foto-foto, kami pun turun jam 08.45 dan sampai di pos 5 jam 10.00.
Sesampainya di tenda, Fikri pun sudah memasak nasi. Tinggal aku yang beraksi
memasak lauknya. Hehehe. Sisa logistik masih banyak. Ada bakso, fish roll,
sosis, nugget, sarden, kentang. Karena saking bingungnya, langsung saja sarden
kumasak dengan dicampur sosis, bakso, dan nugget. Sebagiannya lagi kita goreng.
Niatnya sih mau masak sayur sop, tapi apalah daya, waktunya mepet jadi masak
ala kadarnya. Hehe
Jam
11.45 kami sudah bersiap untuk turun. Sebelum itu, kelompok 5 membuat lingkaran
untuk doa bersama agar perjalanan turun bisa lancar dan semuanya selamat.
Selama perjalanan turun, kami dipecut oleh Kak Pian. Katanya biar cepat sampai
dan di bawah kita bisa istirahat lama. Aku pun lebih senang begitu, soalnya
kalau turun gunung jalan pelan, yang ada kaki malah semakin terasa pegal.
Akhirnya
kita sampai di pos I pukul 15.55. Sebagian dari kami ada yang mandi, ada juga
yang shalat, ada yang pesan mie instan dan minuman. Setelah semua selesai dan
seluruh peserta lengkap, jam 17.20 kami semua berangkat menuju terminal.
Kami
sampai terminal jam 18.30. Di sini kami istirahat sejenak bagi yang ingin
beribadah dan tentunya menunggu pembagian doorprize. Seperti biasanya, aku
kurang hoki kalau ada acara pembagian doorprize. Dan benar saja, dari celana,
hammock, kaos, dll yang menjadi doorprizenya, tidak satu pun yang aku dapatkan.
Hehehe
Jam
19.30 bis kami jalan dari terminal Maja menuju Kampung Rambutan. Sebelumnya
kami berdoa bersama agar perjalanan lancar sampai ke rumah masing-masing. Dan
disini pula kami berpisah dengan kelompok 3 rombongan Bandung yaitu Kang Andri,
Akmal dan Fadhil.
Setelah
melalui perjalanan yang cukup panjang, akhirnya jam 00.45 kami sampai Kampung
Rambutan, dan selesailah targetku membawa toga ke atap Jawa Barat.
Notes
:
Waktu Perjalanan
Kp.
Rambutan – Terminal Maja = 23.00 – 05.30 =
6 jam 30 menit
Terminal
Maja – Pos I = 07.00 – 07.45 =
45 menit
Pos
I – Pos II =
09.50 – 10.35 =
45 menit
Pos
II – Pos III =
10.40 – 13.50 =
3 jam 10 menit
Pos
III – Pos IV =
14.30 – 15.55 =
1 jam 25 menit
Pos
IV – Pos V =
16.05 – 17.30 =
1 jam 25 menit
Pos
V – Puncak =
04.30 – 06.30 = 2
jam
TOTAL dari Pos I – Puncak = 8 jam
45 menit
Puncak
– Pos V =
08.45 – 10.00 = 1
jam 15 menit
Pos
V – Pos IV =
11.45 – 12.35 =
50 menit
Pos
IV – Pos III =
12.40 – 13.20 =
40 menit
Pos
III – Pos II =
13.40 – 14.50 =
1 jam 10 menit
Pos
II – Pos I =
15.30 – 15.55 =
25 menit
Pos
I – Terminal Maja =
17.20 – 18.30 =
1 jam 10 menit
Terminal
Maja – Kp. Rambutan = 19.30 – 00.45 =
5 jam 15 menit
TOTAL dari Puncak – Pos
I = 4 jam 20 menit
Biaya Perjalanan
Biaya
Open Trip =
Rp 425.000
Include :
1. Transportasi
Jakarta – Majalengka PP
2. Simaksi
3. Sertifikat
4. Souvenir
5. Tenda
dan Peralatan Masak
6. Logistik
7. Doorprize
(meskipun ga dapet huhu)
*Rincian
waktu dan biaya perjalanan sesuai kondisi saya saat itu. Informasi tersebut
bisa berubah menyesuaikan kondisi dari kalian. Hehehe
Happy
mountaineering, guys !!
0 Comments