Menutup Lembaran Cerita di PT. Kompresindo Utamajaya



Sudah satu bulan aku menganggur karena nekat resign dari Chung Gi Wa Restaurant yang telah menghidupi kuliahku dari semester 1-3. Selama itu aku menjalani rutinitas kuliah pagi dan kerja siang sampai malam sebagai waitress. Aku ingin sesuatu yang lebih. Aku ingin merasakan bekerja di kantor dan pindah kuliah ke kelas Sabtu. Tapi apa daya, registrasi ulang kuliah semester 4 tinggal mengitung hari dan aku tak kunjung menemukan pekerjaan yang aku harapkan.

Jumat kala itu di tanggal 5 September 2013, aku mencapai titik keputusasaanku. Aku berangkat menuju Pasar Minggu, akhirnya aku memutuskan untuk menjadi SPG. Sesampainya di sana ternyata kuota interview sudah full dan aku harus datang lagi di hari Senin. Dalam perjalanan pulang menuju Citayam, aku mendapatkan sms dari Mas Jamal, teman dulu di Chung Gi Wa yang sudah lebih dulu resign. Ia mengabarkan bahwa di kantor tempat ia bekerja, sedang membutuhkan karyawan untuk posisi staff administrasi. Aku yang sudah hampir sampai Citayam, akhirnya balik arah menuju Stasiun Pasar Minggu (lagi). Segera aku ke warnet mengedit surat lamaran kerja. Selepas shalat Jumat aku menyerahkan dokumen lamaran pekerjaanku dan menunggu jadwal interview.

Hari Selasanya, aku diundang interview. Saat itu yang menginterview ku adalah Pak Arief dan Pak Dodik. Bayanganku interview akan berjalan menakutkan.Wajar saja aku belum pernah ada pengalaman bekerja di kantoran ditambah ijazah terakhirku yang masih SMA. Interview kali itu lebih banyak mengupas tentang motivasi hidup dan perjalananku selama ini. Aku sempat tidak percaya diri karena harus menjawab bahwa sebelumnya aku bekerja di restaurant untuk bisa membayar kuliah. Prinsipku ‘Kerja untuk Kuliah’. Dan mungkin hal itulah yang membuatku diterima. Kata Pak Arief saat itu kalau aku bekerja sambil kuliah, justru hal itu yang akan membuat aku mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan dan akan berusaha melakukan yang terbaik.

Hari Kamis, tanggal 12 September 2013 menjadi hari pertamaku bekerja di PT. Kompresindo Utamajaya. Aku pun sudah mengurus perpindahan kuliah dari kelas regular pagi ke kelas eksekutif Sabtu. Yaaap pada akhirnya semua berjalan sesuai harapanku. Saat itu ada pelajaran yang ku dapat. Allah mendengar doaku. Allah tahu apa yang aku impikan. Allah ingin melihat seberapa jauh aku berusaha, seberapa besar aku bersabar. Dan Allah menjawab doa ku diwaktu yang tepat.

Pada awalnya aku menempati posisi CSA, inisial untuk posisi Service Administrator. Di sana aku banyak belajar dari Bapak Dodik selaku Manager Service. Kemudian dalam waktu 3 bulan, aku sudah menjadi karyawan tetap disana. Alhamdulillah. Sekitar bulan Maret 2014, aku mendapat amanah untuk mutasi menjadi SSA, sebutan untuk posisi After Sales and Service Administrator. Saat menjadi SSA, atasan langsungku adalah Pak Arief, yang terkenal dengen ke-perfect-annya. Awal-awal menjadi SSA, banyak hal baru yang harus kupelajari dan Pak Arief dengan tangan terbuka bersedia mengajarkan.

Hari berganti hari, tanggal 25 bertemu tanggal 25 lagi, lama-kelamaan berada di lingkungan Kompresindo bak menemukan keluarga baru. Iya keluarga baru, dan aku menghabiskan ribuan jam bersama mereka.

Di team After Sales Service, ada Pak Dodik dan Pak Uyo (yang sudah resign lebih dulu) hingga team saat ini, Mbak Tia, Pak Eri, Pak Bishri, Pak Napis, Wiwis, dan tentunya Pak Arief. Teringat saat chit chat time bersama dikala senggang, dari pembahasan poligami, ledekan untuk aku dan Wiwis yang kala itu belum juga menikah, Pak Napis yang langganan bahan lelucon dan masih banyaaaaaak sekali cerita lainnya. Terkadang chit chat time tersebut ditemani traktiran makan bakso Joko, mie ayam Pakde, gorengan depan Indomaret, oleh-oleh Pak Bishri dan Wiwis yang suka pulang kampung, atau sekedar cemilan ringan lainnya. Tapi yang membuat berkesan adalah kebersamaan dan canda tawa mereka.

Tidak hanya tentang tawa. Di sana juga tempat untuk saling membagikan pengaruh positif. Setiap Ashar kita melakukan shalat berjamaah. Dan Pak Arief yang sering menekankan untuk shalat tepat waktu. “Eh lu pada ya, giliran dipanggil boss langsung dateng. Nah kenapa kalau mau shalat ga gitu? Ini yang manggil Big Big Big Big Boss loh. Ayo semua kerjaannya ditinggal dulu”. Atasan yang perlu diacungkan jempol, bukan? Anak buahnya malah disuruh berhenti kerja kalau sudah adzan.

Tidak berhenti sampai disitu, karyawan perempuan Kompresindo yang tergabung dalam group Ubur-Ubur juga sudah seperti keluarga. Setiap makan siang, kita kumpul di ruangan After Sales dan ngobrolin beragam hal dari berita infotainment terupdate sampai cerita pribadi masing-masing personel hehe. Aku yang paling muda di antara mereka, ngerasa nyaman banget, kayak jadi punya kakak-kakak cewek yang baik dan care.

Kompresindo telah mengajarkan banyak hal. Bagaimana rekan kerja bisa menjadi keluarga hangat. Suka duka telah dilewati bersama. Kenangan demi kenangan tersimpan indah dalam buku perjalananku. Dan aku sudah sampai pada halaman terakhir di bab Kompresindo.

Aku menutup cerita di Kompresindo bukan karena adanya sesuatu yang tidak mengenakkan, bukan. Jujur, sampai detik aku menulis ini, masih ada rasa tidak percaya aku membuat keputusan yang cukup beresiko, keluar dari ‘zona nyaman’. Pada 19 Januari 2018 aku masuk ruangan Pak Arief. Seraya diiringi air mata, aku mengatakan kalau aku berniat mengundurkan diri. Aku jujur bahwa aku diterima di salah satu kantor konsultan pajak di daerah BSD, Tangerang.

Alasanku memutuskan pindah ke sana karena aku ingin berkarier di bidang Akuntansi/ Pajak sesuai background pendidikanku. Dan Pak Arief melepaskanku dengan doa, semoga apa yang aku pilih merupakan jalan terbaik demi masa depanku, demi mewujudkan mimpiku membahagiakan keluarga. Alhamdulillah aku dipertemukan dengan bos yang baik dan bijak.

Tibalah tanggal 2 Februari dimana hari itu menjadi hari terakhirku di Kompresindo. Ribuan kata mungkin belum bisa menceritakan seluruh kenanganku disini. Empat tahun lima bulan sudah, Kompresindo mengisi lembaran perjalanan hidupku. Terima kasih tiada tara karena kalian aku banyak mendapatkan pengalaman. Bukan hanya pengalaman kerja, tetapi juga pengalaman hidup untuk bekalku kelak. Semoga sukses untuk kita semua. Terima kasih sudah menjadi keluarga untukku. Semoga kebahagiaan selalu mengiringi perjalanan kalian. Sampai berjumpa di lain kesempatan.



12 September 2013 s.d. 2 Februari 2018

0 Comments