Semoga Bahagia di Sana, Pak ! (2)



Previous story : 

Satu tahun sudah, pak. Satu tahun sudah, Rina, Ibu dan adek-adek jatuh bangun menghadapi kenyataan. Kenyataan bahwa bapak tidak akan kembali ke rumah.

Mengingat dan teringat bapak adalah hal yang amat berat. Satu paket. Di sana ada semua kenangan manis tentang bapak dari Rina kecil, tapi di sana pulalah ada ribuan penyesalan karena Rina belum bisa menghadiahkan kebahagiaan sempurna buat bapak.

Banyak cerita yang mau Rina bagikan, Pak. Banyak cerita pula yang ingin Rina dengar dari Bapak. Anak perempuanmu ini sudah dewasa. Anak perempuanmu ini ingin memulai perjalanan baru dengan seseorang. Anak perempuanmu ini ingin mendengar restumu. Anak perempuanmu ini kadang lelah untuk pura-pura kuat, pura-pura semuanya baik-baik saja, pura-pura menjadi pengganti bapak di rumah. Rina butuh bapak. Rina rindu akan segala kekhawatiran bapak, melebihi khawatirnya ibu. Rina rindu akan segala kasih sayang bapak yang jarang bapak tunjukkan. Rina tahu, dalam diam bapak selalu mendoakan Rina.

Andai saja Rina diberi satu kesempatan. Satu kali saja untuk bertemu dengan bapak. Rina ingin menangis sekencang-kencangnya dalam pelukan bapak. Rina ingin mencium kaki bapak. Rina ingin meminta maaf atas segala kerasnya sikap anak perempuanmu ini. Atas segala hal yang seringkali membuatmu sedih dalam kesendirian.

Kata 'andai' tak juga bersahabat. Lagi dan lagi aku akan pura-pura kuat. Akan tiba saatnya kita bertemu, pak. Rina yakin bapak bisa melihat dari sana, bahkan bisa tersenyum juga atas setiap langkah terbaik yang Rina coba jalani. 

Semoga dan semoga bapak selalu bahagia di sana. Aamiin ya rabbal 'alamin.

0 Comments