Mei adalah bulan
yang amat ku nantikan. Setelah berjibaku dengan SPT Tahunan, akhirnya sampai
juga pada waktu yang membuatku bisa bernapas lega. Memanfaatkan hadiah 1 hari
libur dari boss, aku berencana
melakukan perjalanan ke Lampung. Selain untuk menjenguk omku Rm. Astono,
sekaligus mengingat lagi tempat dimana aku menghabiskan 3 tahun masa SMA.
Perjalanan kali
ini cukup berbeda dengan perjalananku sebelumnya ke Lampung. Bisa dibilang
perjalanan kali ini cukup nekat. Kenapa? Karena kali ini sepulang kerja aku
akan mencoba ngeteng naik
kereta-kapal laut-bis bermodal informasi dari internet. Teman-teman kantor
menyarankan berangkat besok pagi saja karena rawan untuk perempuan melakukan
perjalanan malam. Tapiiii, namanya juga Kharin, kalau sudah keinginannya ya
harus kudu wajib diikutin. Ibuku juga sudah paham betul sifat anak
perempuannya. Maka doa restu dari ibulah yang menemani perjalananku.
Oke, sore itu di tanggal 9 Mei 2018 aku sudah siap berangkat dengan setelan celana gunung dan kaos supaya
nyaman selama perjalanan. Tak lupa tas ransel andalan. Untuk menuju ke Stasiun
Rawa Buntu yang jaraknya hanya sekitar 3 km dari kantor, aku nebeng teman kerja.
Sebelum masuk stasiun, aku mampir ke Indomaret untuk mengisi perbekalanku.
Pantang bagiku beli jajanan di kapal karena harganya bisa mencapai 3x lipat.
Sekitar jam 18.00
kereta Commuter Line jurusan Rangkasbitung tiba. Segera aku bersiap berharap
bisa mendapat tempat duduk. Daaan, kereta pun penuh penumpang karena jam pulang
kerja. Di tengah perjalanan mulailah timbul perasaan ragu.
“Gimana ya kalo
kereta ke Rangkasbitung – Merak udah enggak ada? Terus gue enggak bisa balik ke
Rawa Buntu, terus gue numpang tidur di stasiun gitu? Duuuuh...,”pikirku dalam
hati.
Aku pun mulai
mengeluarkan strategi SKSD dengan ibu-ibu. Menurut keterangan ibu-ibu tersebut,
ternyata masih ada jadwal kereta terakhir ke Merak jam 20.00. Aku dianjurkan
turun melalui peron 5 supaya langsung bisa ke loket. Aku bernapas lega,
ternyata masih valid informasi dari internet yang aku cari.
Jam di tanganku
menunjukkan pukul 19.35. Aku sudah sampai di Stasiun Rangkasbitung. Segera
rombongan penumpang menyerbu pintu keluar menuju loket, mungkin supaya bisa
dapat tempat duduk di kereta. Jadi setelah tap out baru kita ke loket untuk
pesan kereta lokal Rangkas Bitung – Merak kemudian tap in kembali. Dan tahu
tiketnya berapa? Cuma 3 ribu perak.
Benar saja, saat
sudah memasuki kereta, sudah banyak penumpang. Untung saja masih ada tempat
duduk yang kosong. Kereta lokal murah meriah ini sudah dilengkapi toilet dan
colokan di setiap deretan tempat duduknya. Cukup memuaskan untuk aku yang tidak
membawa power bank.
Menempuh
perjalanan 2 jam, aku sampai juga di Stasiun Merak. Keluar dari stasiun
ternyata sudah ada gerbang masuk menuju Pelabuhan Merak. Tiketnya 15 ribu dan
di pintu masuk ini kita harus menunjukkan KTP untuk input data penumpang.
Enggak jarak lama
aku sampai di dermaga pelabuhan, kapal keberangkatan jam 10 sudah jalan. Aku santai
saja karena aku memang mau naik kapal yang agak malam supaya sampai di Lampung
pas subuh. Oke, aku menuju mushola untuk shalat sekalian leyeh-leyeh.
Di mushola
bertemulah aku dengan seorang ibu-ibu. Strategi semasa SMA pun keluar, SKSD
supaya keluar dari Pelabuhan Bakauheni aku enggak sendirian. Asal kalian tahu,
di Pelabuhan Bakauheni banyak banget calo-calo menyeramkan yang siap
menghadang. Oke, setalah cukup leyeh-leyehnya, jam 23.30 aku dan si ibu naik ke
kapal.
Aku dan ibu
memilih ruangan yang bisa buat tiduran. Ya walaupun dengan tambahan biaya 15
ribu, yang penting nyaman. Oh iya kapal laut itu beda-beda loh. Ada kapal yang hanya
menyediakan fasilitas free berupa ruangan dengan bangku ala bis Kopaja, kalau
mau istirahat di ruangan khusus harus membayar biaya tambahan. Ada juga kapal
dengan fasilitas free berupa bangku empuk plus TV LCD yang menayangkan film.
Entah kenapa bisa berbeda-beda padahal tiket masuknya sama.
Aku sampai di
Pelabuhan Bakauheni jam 01.40, dilanjut jalan kaki sekitar 15 menit untuk
keluar pelabuhan. Nah ada yang sedikit beda. Para calo bis dan travel mulai
menjalankan aksinya cuma di pintu keluar dekat bis-bis ngetem. Terus ada juga
bapak berseragam yang ngawasin calo-calo biar tetap terkontrol. Tapi tetap saja
saat mau ke bis, masih banyak calo yang deketin bahkan ada yang sampai
ditarik-tarik.
Nah saatnya jurus
judes aku keluarkan. Dengan tampang sotoy
dan pura-pura enggak takut, aku acuhkan semua calo. Aku melenggang sampai depan
deretan bis dan saat aku lihat tulisan bis jurusan Rajabasa, langsung saja aku naik.
Masuk ke dalam bis ternyata sudah ramai penumpang dan aku dapat kursi di
deratan belakang. Saking penuhnya, bahkan ada juga loh yang duduk di kursi
plastik tambahan. Oh iya aku sudah pisah dengan ibu-ibu tadi. Si ibu lanjut
naik travel karena mengejar jadwal kereta ke Palembang.
Bis Bakauheni –
Rajabasa berangkat jam 02.00 dengan kondisi jalan yang lancar jaya. Di tengah
perjalanan aku menghampiri abang sopir agar diturunkan di RS Imanuel. Sampailah
jam 04.00 di RS Imanuel dan sudah ada omku yang jemput. Alhamdulillah jam
04.20 aku udah sampe di rumah bulek dengan SELAMAT.
Nah, selama
perjalanan jauh tadi ada tradisi yang biasa aku lakukan. HP aku taruh di kantong
jaket bagian dalam yang ada sletingnya, pokoknya bagian saku yang susah
dijangkau. Pantang bagiku menaruh di tas karena tidak selalu dalam pengawasanku.
Kemudian uang yang aku bawa kubagi ke beberapa tempat (dompet, selipan tas,
saku celana, saku jaket). Jadi kalau uang di salah satu tempat misal di dompet
hilang, masih ada uang di tempat lain . Terakhir, aku selalu mencatat nomer
penting (orang rumah, orang terdekat, orang yang tempatnya mau kita tuju) di
kertas dan aku taruh di beberapa tempat. Jadi kalau hp, uang, tasku hilang atau
kenapa-kenapa dan ada kondisi urgent, aku masih bisa aman dan bisa menghubungi
orang terdekat.
Oke, sesampainya
di rumah bulek, aku istirahat sebentar dan lanjut mengunjungi saudara-saudaraku
di Kedaton, Tanjung Bintang, sekaligus menyusuri jalan yang biasa aku lewati
semasa SMA. Dan dibalik itu semua, ada tujuan yang lebih khusus, mengenalkan
calonku yang datang dari Palembang kepada omku J
3 Comments
Seru banget kak solo tripnya!! Tapi tetep harus selalu waspada sama persiapannya harus mateng juga ya kak. Boleh dicoba tuh tips2nya ��
ReplyDeleteIya apalagi cewek, harus selalu waspada. Dan perbanyak info mengenai perjalanan yang mau dituju.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete